
Muhammad Gibran Kasamol, Mutiara dari Papua
Masa penerimaan santri baru telah sepekan berlalu. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, proses penerimaan selalu menyisakan cerita yang menarik. Tahun ini, salah satunya adalah santri pendaftar asal Papua, Muhammad Gibran Kasamol. Dia adalah cerita yang menarik itu.
Penulis telah lama mengamati perkembangan penerimaan santri di grup watsap PP Babul Khaer. Salah satu hal yang membuat grup ramai, ketika seorang panitia mengunggah foto Gibran —panggilan akrab Muhammad Gibran Kasamol. Karena keunikannya, berbeda dengan orang Bulukumba kebanyakan, sontak membuat grup ramai. Umumnya mengucap syukur Alhamdulillah karena pendaftar hingga ke seberang pulau, tepatnya Papua.
Setelah sepekan berlalu, tidak ingin cerita yang menarik itu berlalu begitu saja, penulis lalu meminta izin kepada Ust. Muhlis, wali kelas VII A3, kelas tempat Gibran menerima pelajaran formal. Ia pun mengizinkan dan bersedia mendampingi.
Menjelang siang, kira-kira pukul sebelas, kami menuju kelas VII A3. Sayangnya kami tak langsung menemuinya karena masih ada Ustadnya yang mengajar. Kami memperhatikan dari balik jendela, Gibran sedang serius menyimak materi pelajaran.
Setelah Ustadnya keluar, kami lalu masuk ke kelas dan meminta izin agar Gibran mau tinggal beberapa jenak. Ia pun menyanggupinya dengan senang hati.
Muhammad Gibran Kasamol. Ia menyebut nama lengkapnya dengan bersemangat. Tentu saja dengan tertawa yang menyiratkan rasa malu. Ia lahir di Papua pada 27 juli 2009 dari pasangan Ismail Kasamol dan Darmawati. Ayahnya Papua asli. Seorang Muallaf yang menikahi gadis Bontobangun, Kab. Bulukumba. Gibran tiga bersaudara. Dia adalah anak tertua. Dua adiknya bersama ayah dan ibunya di Papua. Ia sendiri, diusia tiga tahun menetap di rumah nenek di Bulukumba. Ayahnya bekerja di salah satu cabang Freeport, dan Ibunya seorang Ibu rumah tangga.
Gibran sudah sepuluh tahun berada di Bulukumba. Tinggal bersama nenek di Bontobangun, menikmati rambutan yang ditanam di halaman rumah ketika musimnya tiba. Rindu pada orang tua, tentu saja. Tapi, apa yang difikirkan orang tua dan neneknya menjadi rahasia mereka dalam keluarga. Apapun itu, pastinya orang tua punya cara tersendiri mendidik anaknya. Mungkin ini cara mereka mendidik generasi penerusnya. Hidup mandiri dan tidak cengeng menghadapi zaman.
Saat ditanya, “Apa Gibran rindu orang tua?”, ia menjawab “Iye. tapi sedikitji”, “Lalu, rindu banyak sama siapa?”, “Rindu sama Nenek”. Ia menjawab dengan begitu polos dengan dialek Bulukumba. Ia juga mengaku sangat sedih berpisah sama nenek ketika masuk di pesantren. Mungkin karena waktu bersama nenek lebih banyak, makanya jawabannya seperti itu.
Selama di Pesantren, ia sering dikunjungi oleh Nenek dan Tante, katanya. Membawakannya perlengkapan mandi, memberinya jajan dan sedikit makanan.
Gibran mengidolakan Boaz Salossa dan Titus Bonai. Mutiara papua dalam Sepak bola. Karena itu, ia sangat menyukai Sepak bola. Gibran juga pengagum Messi dan Barcelona.
Muhammad Gibran Kasamol. Anak Melanesia yang lahir di Papua, dan besar di Bulukumba. Anak yang kesehariannya rajin dan tekun. Dari posisi kursinya yang berada di depan menandakan jika dia adalah anak yang serius dalam belajar. Cita-citanya ingin jadi pemain Sepak bola yang taat beribadah, katanya. Ketika ditanya setelah tamat di pesantren mau kemana, ia dengan tegas menjawab mau pulang dulu ke Papua mengamalkan ilmunya.
Setelah mengakhiri obrolan, Gibran pun pamit kepada kami untuk kembali ke asramanya.
Setiap anak lahir membawa keunikannya masing-masing. Tak terkecuali Muhammad Gibran Kasamol. Yang terpenting adalah sekeras apa anak tersebut belajar, berusaha dan berdoa. Pun dukungan dan doa orang tua.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pengumuman Kelulusan Santri dan Santriwati Baru Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba Tahun Pelajaran 2025/2026
Pengumuman Kelulusan Santri dan Santriwati Baru Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba Tahun Pelajaran 2025/2026 dapat dilihat dengan mengklik link dibawah ini: https://drive.g
Pengumunan Kelulusan MTs PP Babul Khaer Kalumeme Bulukumba Tahun Pelajaran 2024/2025
Pengumuman Kelulusan MTs PP Babul Khaer Kalumeme Bulukumba Tahun Pelajaran 2024/2025 bisa dilihat dengan mengklik link berikut: https://drive.google.com/file/d/10Zy-jm8kT6vTiqmlmCQL6b4
Kakanwil Kemenag Sulsel Bersama Bupati Bulukumba Kompak Tanam Pohon pada Launching Asta Aksi di Pesantren Babul Khaer
Dr. H. Ali Yafid Kepala Kantor Kementerian Agama Sulsel bersama H. A. Muchar Ali Yusuf Bupati Bulukumba kompak menanam pohon dalam rangka Launching Program Asta Aksi Kantor Kemenag Bulu
Twibbon Milad Ke-40 Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba
Selamat Milad Ke-40 Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba. Yuk, kita ramaikan milad ke-40 Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba dengan memasang foto anda di Twibbon
Wujudkan Demokrasi, MTs PP Babul Khaer Gelar Pemilihan Ketua OSIM
MTs Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba menggelar ajang Pemilihan Ketua OSIM Masa Khidmat 2025/2026, yang diadakan di Aula H. Hasyim Mas'ud Mangnguluang Selasa, 18 Februari
Kuatkan Layanan Perlindungan, Pondok Pesantren Babul Khaer Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas Layanan Terkait Kekerasan Seksual, OCSEA dan PSEA
Media sosial bagaikan pisau bermata dua. Selain berfungsi sebagai sumber informasi, namun juga memberikan dampak negatif jika tidak bijak menggunakannya. Kasus kekerasan dan eksploitasi
Selamat Purna Tugas Guru Kami, Ibu Hj. Nurhayati
Perasaan haru dan rasa hormat yang mendalam, kami di Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba ingin mengucapkan selamat purna tugas kepada salah satu pilar penting dalam komunita
Pondok Pesantren Babul Khaer Bersama Teater Masuk Pesantren Kampanyekan Bahaya Bullying Lewat Pertunjukan Seni
Masalah bullying hingga perundungan akhir-akhir ini telah menjadi isu serius di lembaga pendidikan. Tidak terkecuali Pondok Pesantren yang diharapkan menjadi tempat yang aman dan nyaman