Pondok Pesantren Babul Khaer Bersama Teater Masuk Pesantren Kampanyekan Bahaya Bullying Lewat Pertunjukan Seni

Masalah bullying hingga perundungan akhir-akhir ini telah menjadi isu serius di lembaga pendidikan. Tidak terkecuali Pondok Pesantren yang diharapkan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak dalam mengeyam pendidikan.

Menyikapi hal tersebut, Gerakan Teater Masuk Pesantren berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba untuk menampilkan pertunjukan seni berupa teater bertema “ceritalah” di Aula Mini Pondok Pesantren Babul Khaer, Jum'at, 14 Februari 2025.

Sutradara Teater Masuk Pesantren Sukarno Hatta menyampaikan bahwa tujuan pertunjukan seni dalam bentuk teater tersebut adalah untuk mengampanyekan dampak buruk dari perilaku bullying hingga perundungan.

“Berharap dengan pertunjukan seni seperti ini bullying dan perundungan bisa hilang di sekolah-sekolah termasuk di Pesantren,” ujar Sukarno.

Sukarno juga menyampaikan bahwa pertunjukan teater tersebut diharapkan menjadi media kampanye bahaya bullying di sekolah-sekolah termasuk Pesantren.

Lebih lanjut, Sukarno berharap pementasan seni itu bisa menyadarkan pelaku sekaligus korban untuk bersama-sama melawan perundungan dan bullying.

“Dengan adanya pertunjukan ini semoga bisa mendapatkan feedback bahwa pelaku bisa sadar bahwa yang dia lakukan selama ini adalah salah,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala MTs Pondok Pesantren Babul Khaer Kalumeme Bulukumba H. Subehan menyampaikan sambutan hangatnya kepada Gerakan Teater Masuk Pesantren yang telah menginisiasi pementasan teater tersebut.

“Kami berterima kasih atas kolaborasi teman-teman Gerakan Teater Masuk Pesantren telah menginisiasi kegiatan ini, di Babul Khaer” ujar H. Subehan dalam sambutan seusai pementasan teater berlangsung.

H. Subehan turut mengapresiasi kampanye anti bullying dan perundungan tersebut dalam model pementasan teater karena menarik minat santri dan santriwati untuk menyaksikan dengan seksama.

“Pementasan seni semacam ini adalah media kreatif dalam mengampanyekan gerakan anti bullying dan perundungan di sekolah atau di Pesantren,” terangnya.

“Dengan pertunjukan yang kreatif seperti ini pesan bahwa bullying dan perundungan itu berbahaya akan jauh lebih mudah diterima oleh santri,” lanjutnya.

Sekadar diketahui, Pesantren (TMP) dilaksanakan pada 12-16 Februari 2025 yang berlangsung di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Gowa, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Selayar. Teater Masuk Pesantren (TMP) merupakan program menyikapi maraknya aksi perundungan yang terjadi di pesantren di Sulawesi Selatan, sebagaimana di wilayah lain, yang merupakan persoalan serius sebab berdampak pada mental para pelajar dan lingkungan tempat belajar mereka.